Sunday, January 24, 2010

Kisah cinta antara Bidam dan Deokman


Kisah cinta Bidam kepada Deokman tak lepas dari adanya cinta segitiga Bidam-Deokman-Yushin.

Deokman membiarkan Bidam bebas bicara padanya. Bidam yang berani dan tangkas kerap ditugasi Deokman untuk tugas khusus/rahasia. Bidam dengan senang hati melakukannya dan ingin berjasa dihadapan putri. Kadang Bidam bertindak atas insiatifnya sendiri.

Bidam kembali ke istana sebagai hwarang dan kembali melayani putri. Tingkah laku Bidam yang sering kali polos dan kekanak-kanakan kadang menyenangkan hati deokman. Saat bersama Bidam dia merasa menjadi diri dia sendiri (bukan sebagai putri Shilla). Bidam juga sering memberikan kejutan dan perhatian-perhatian kecil pada deokman, dan memperlakukan deokman sebagai seorang wanita (saat orang lain menjaga jarak dan memperlakukannya sebagai putri Shilla). Bidam tidak segan memberi putri bunga atau memegang tangan putri.

Mishil mengetahui bahwa Bidam sebenarnya adalah anak kandungnya. Mishil pun mengetahui Bidam mencintai deokman dan ingin terlihat berjasa di mata Deokman. Kepada Mishil Bidam berkata bahwa dia seperti bebek. Bebek akan mengikuti siapapun orang yang dilihat saat menetas pertama kali. Dan saat ia pertama kali melihat dunia luar, Deokman lah orang pertama yang bersimpati padanya.

Bidam bagai dibutakan oleh cinta pada Deokman. Deokmanlah tujuan hidup Bidam. Dia akan melakukan segala cara termasuk mendapatkan kekuasaan agar dia dapat mendapatkan Deokman. Bidam menganggap Shilla itu Deokman. Berbeda dengan Yushin, Yushin tidak lagi mengharapkan cinta Deokman tetapi melakukan segalanya untuk mendukung Shilla, karena Deokman itu Shilla.

Bidam merasa kecewa kepada Deokman karena Deokman sekarang benar-benar berubah dan tidak lagi melihat ketulusan hati dan cintanya, malah kerap mencurigainya. Deokman tidak mau memiliki perasaan cinta karena cintanya telah diberikan semua untuk Shilla. Bidam berkata jika ratu cinta negeri dia akan menjadi negeri. Baginya mencintai negeri dan ratu sama saja.


Bidam tahu bahwa hal yang dikhawatirkan Ratu adalah bahwa kelompoknya akan menghalangi keinginan ratu untuk menjadikan Kim Chun Chu sebagai pewaris tahtanya. Maka Bidam menulis surat sumpah bahwa dia akan meninggalkan dunia politik dan kekuasaan sekiranya Ratu mangkat.Deokman terharu sekaligus lega. Tak lama kemudian Deokman mengangkat Bidam menjadi Sangdaedeung (perdana mentri). Ratu juga mengumumkan akan menikahi Bidam.

Celakanya, Yeom Jong dengan licik mengadu domba antara Bidam dan Ratu. Bidam mulai ragu terhadap ratu saat sebenarnya Deokman berniat turun tahta untuk menghabiskan sisa hidupnya bersama Bidam. Bidam berhasil diperdaya dan mengira ratu menyuruhnya pergi agar bisa membunuhnya. Bidam yang salah paham terhadap Deokman sangat terluka dan syok. Dia menganggap bahwa tahta begitu membebani Deokman sehingga deokmanpun terpaksa harus membunuhnya. Jika tahta terlalu membebani Deokman maka Bidam akan mengambil tahta itu dari Deokman. Sejak saat itu Bidam pun bergabung bersama YeomJong memimpin pemberontakan melawan ratu.

Pemberontakan Bidam pun terjadi. Deokman tidak punya pilihan lain kecuali menumpas pemberontak dan mengeluarkan perintah untuk membunuh Bidam. Akhirnya Deokman dan Bidam sadar bahwa selama ini ada yang sengaja mengadu domba mereka, tapi nasi telah menjadi bubur, pemberontakan telah terjadi dan perintah sudah dikeluarkan.

Bidam sadar bahwa bagaimanapun dia akan dikejar dan ditangkap sebagai pemberontak. Namun ada hal yang harus dia katakan kepada Deokman yang belum dia katakan. Bidam dengan tekad berani mati maju menerjang pertahanan pasukan Kim Yushin untuk bisa mendekati Deokman.

Kata terakhir yang ingin diucapkan Bidam untuk Deokman ternyata "Deokman...deokmana.."
Bidam memanggil Deokman dengan nama aslinya, panggilan yang dirindukan Deokman.
Sepeninggalan Bidam yang begitu tragis ratu jatuh pingsan tak sadarkan diri selama 3 hari. Saat sadar dia begitu sedih, sunyi dan merasa kesepian. Di penghujung hidupnya Deokman sadar telah banyak orang yang telah meninggalkannya termasuk Bidam yang sangat mencintainya.

Deokman menangisi hidupnya yang pilu (Bidam yang mencintainya telah pergi, dan Kim yushin yang sekarang bukan lagi Kim yushin yang dulu) dan menghembuskan nafas terakhirnya.